Pemerintah Kalimantan Timur belum memperoleh perkembangan mengenai jatah 3 juta vaksin dari pemerintah pusat. Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim, Setyo Budi Basuki mengaku belum menerima informasi resmi.
“Kami belum dapat surat dari Kemenkes. Dan saya tidak dapat infonya,” kata Basuki, Selasa (20/10). Ia tak bersedia menjelaskan lebih lanjut mengenai antivirus yang masih menimbulkan kontroversi itu.
Jatah 3 juta vaksin disampaikan Wakil Gubernur Hadi Mulyadi bulan lalu. “Alhamdulillah kita diberikan jatah tiga juta vaksin. Diharapkan itu betul-betul terwujud, sehingga dapat mencegah penularan bahkan menyembuhkan masyarakat Kaltim dari virus corona,” katanya.
Ia memastikan vaksin virus tersebut akan diterima Pemprov Kaltim untuk masyarakat tahun depan. Faktanya, sampai saat ini, pemerintah pusat belum selesai melakukan uji klinis terhadap berbagai macam merek vaksin. Baik yang dari luar negeri, maupun buatan dalam negeri.
Dari laman resmi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Tahap pengujian vaksin sudah memasuki uji klinik fase III. Untuk Vaksin Sinovac oleh PT. Bio Farma bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran. Vaksin tersebut, dikembangkan oleh Sinovac Life Science China dengan menggunakan teknologi virus tidak aktif atau inactivated virus.
Uji klinik fase III ini direncanakan melibatkan 1.620 sukarelawan di Bandung. Untuk pengujian suntikan vaksin. Hal itu, dilakukan guna melihat kinerja vaksin dalam tubuh. Dan efek samping yang ditimbulkan. Hingga September 2020, 1.089 subjek telah mendapat suntikan pertama. Menyusul 457 subjek untuk suntikan kedua.
“Sejauh ini, tidak ada laporan kejadian efek samping dalam uji klinik ini. Diharapkan semua subjek dapat selesai direkrut pada pertengahan Oktober 2020,” ujar kepala BPOM Penny Lukito di kutip dari rilis resmi BPOM (5/10).
Setelah uji klinik selesai. Tahap selanjutnya adalah proses evaluasi untuk mendapatkan persetujuan Emergency Use Authorization (EUA).
Selain Vaksin Sinovac. Pengembangan vaksin dari sumber lain juga dilakukan. Mengingat, kebutuhan vaksin dalam jumlah besar untuk seluruh masyarakat.
Salah satunya adalah vaksin Sinopharm G-42 dari Abu Dhabi. Bekerja sama dengan perusahaan farmasi plat merah, PT. Kimia Farma.
Saat ini proses produksi vaksin sedang melalui tahap uji klinik fase III. Di Uni Emirat Arab (UEA). Vaksin Sinopharm G-42 akan diuji coba pada 22 ribu subjek. Dan ditarget selesai pada akhir Oktober ini.
Selain dua vaksin itu, PT. Kalbe Farma bekerja sama dengan Genexine Korea Selatan. Juga sedang mengembangkan vaksin COVID-19. Dengan melakukan uji Klinik fase I dan fase II di Korea Selatan. Dan ditarget selesai pada Desember 2021.
Sementara, untuk menunjang kemandirian vaksin di Indonesia. Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Indonesia (Kemeristek/BRIN). Membentuk Konsorsium Pengembangan Vaksin Merah Putih. Konsorsium ini dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 18 Tahun 2020. Tentang Tim Nasional Percepatan Pengembangan Vaksin Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).
Dan saat ini, sedang dalam tahap pengembangan bibit vaksin dari isolasi virus pasien COVID-19 Indonesia. Sampai prototipe vaksin yang dilakukan di Lembaga Biologi Molekuler Eijkman. Selanjutnya, akan dilakukan perbanyakan dan pemurnian menjadi bulk vaksin. Yang akan diformulasi untuk skala laboratorium di Industri Farmasi. Dan digunakan pada uji klinik.
KUKAR DATA CALON PENERIMA
Meski distribusi vaksin per daerah belum mendapat kejelasan. Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) sudah mendata calon prioritas penerima suntikan vaksin. Tenaga kesehatan, dipastikan mendapat suntikan vaksin lebih dulu. Dinas Kesehatan (Diskes) Kukar bahkan sidah melakukan pendataan terhadap nakes. Yang nantinya akan divaksin.
“Ngikuti instruksi dari pusat karena datangnya (vaksin) dari sana,” ujar Kepala Diskes Kukar, Marlina, baru-baru ini. Nakes diprioritaskan bukan tanpa alasan. Mereka menjadi prioritas. Karena secara praktik, nakes berhadapan langsung dengan suspek COVID-19.
Mulai dari tenaga kesehatan di ruang isolasi. Di RS Darurat Wisma Atlet Kukar. Hingga dari Diskes Kukar maupun Puskesmas, yang melakukan proses tracing di lapangan.
Jumlahnya tidak sedikit. Meskipun tidak menyebutkan secara gamblang. Namun tenaga kesehatan di Kukar disebutkan Martina mencapai 2 ribu. Yang tersebar di 18 kecamatan. Bahkan dari jumlah pasien terkonfirmasi positif di Kukar. Puluhan tenaga kesehatan ikut terpapar. (krv/mrf/yos)